Polres Bogor Kota menggerebek rumah UM alias Nuriyah (46) di Batu Tulis. Di rumah dua lantai bercat hijau itu polisi menemukan uang Rp 1,2 triliun yang disimpan di dalam koper.
Berdasarkan pantauan, Rabu (1/5/2013), rumah tampak sepi. Ada sebuah mobil terparkir di depan rumah. Keterangan soal rumah itu didapatkan dari seorang korban penggandaan uang Nuriyah, Muri.
Pria paruh baya itu tinggal di tempat itu, bukan apa-apa, dia ingin uangnya kembali. Muri juga bertutur, dia ikut membantu membangun bunker di kamar Nuriyah atau bunda.
Nuriyah mengaku dibantu seseorang bernama Eyang Aswong. Polisi masih belum bisa memastikan apakah sosok Aswong ini ada atau tidak. Polisi masih melakukan penyelidikan.
Bunker yang dibangun persis di bawah tempat tidur Nuriyah itu memiliki ukuran panjang 2 meter dan lebar 180 Cm, dan kedalaman hingga 160 Cm.
"Dibangun di bawah tempat tidur. Itu buat nyimpen peti. Ada 6 peti di dalam bunker itu," kata Muri (46).
Menurut Muri, bunker untuk menyimpan 6 peti tersebut dibangun sendiri oleh olehnya. "Saya tunggu uang saya diganti sama Bunda. Makanya saya sering nginep di rumah Bunda. Bunker itu, juga saya yang bangun," kata Muri.
Diduga, peti yang dimasukan ke dalam bunker tersebut merupakan peti yang digunakan untuk ritual dan penyimpanan uang palsu. Rumah dengan luas bangunan 25 meter X 11 meter tersebut, dibangun sekitar dua tahun yang lalu.
Sebelumnya, rumah tersebut merupakan rumah berukuran kecil milik warga sekitar yang dibeli oleh Nuriyah. "Terus direnovasi. Sekarang jadi dua lantai," tambah Muri.
Di rumah itu, polisi menemukan uang palsu dengan mata uang berbagai negara sebanyak 59.847 lembar, senilai Rp 1,2 triliun.
"Selain mata uang rupiah, di dalam koper milik tersangka juga kita amankan mata uang Real Brazil, Dollar Singapura dan mata uang Yuan. Jika dirupiahkan, nilainya lebih dari (Rp) 1,2 triliun," kata Kapolres Bogor Kota, AKBP Bahtiar Ujang Purnama, di Mapolres Bogor Kota.
(ndr/gah)